CONTAC ME

Status YM
Chat With Me at Yahoo

Sabtu, 04 Desember 2010

Perintah Internal dan Eksternal Command Prompt



Saat pertama kali dulu kita belajar komputer kita hanya diperkenalkan mengenai program DOS. Dalam pengoperasian DOS terdapat Command-command / perintah yang dikelompokkan dalam 2 kelompok yaitu :

1. Internal Command (Perintah internal)
Adalah perintah yang tidak lagi membutuhkan file khusus,karena semua instruksi. internal sudah ditampung dalam file command.com.

Pada kesempatan kali ini kita akan memepelajari tentang Perintah Internal dan Eksternal pada Command Prompt..

1. Perintah Internal
Perintah Internal adalah perintah-perintah yang memerlukan suatu file untuk memproses perintah tersebut. Untuk mempermudah mempelajari fasilitas DOS maka tiap perintah sudah terdapat file Help Untuk menjalankannya bisa digunakan perintah seperti contoh berikut:


1. Copy
Perintah ini digunakan untuk menyalin atau mengkopy file. Bentuk umum perintah ini adalah sebagai berikut :
Copy [file_asal] [file_tujuan]
Contoh :
A:\>copy a:\tugas c:\latdos
Perintah diatas menunjukan perintah untuk mengkopi file pada directory tugas di disket ,dan disalin atau dicopykan ke directori c:\latdos
Hasil perintah diatas sbb:
Pada gambar diatas menunjukkan bahwa proses pengcopy-an berhasil yaitu berupa file TUGASM~1.doc
Contoh lainnya:
A:\>copy a:*.* c:\latdos
Digunakan untuk meng-copy semua file dari drive A ke c:\latdos
A:\>copy ??g*.* c:\latdos
Digunakan untuk meng-copy semua file yang huruf ketiganya g ke c:\latdos.

2. DEL
Berfungsi untuk menghapus atau mendelete file. Bentuk umum :
Del[nama_file]
Contoh:
C:\latdos>del *.doc {digunakan untuk menghapus semua file yang berektensi
doc}
Gambar sebelum di delete.
Gambar setelah dilakukan perintah del*.doc
Lihat isi directory dengan dir

3. DIR
Bentuk umumnya :
DIR(drive:)(path)(filename)(/p)(/w)(/a)((:atribs))(/o)((:)(/s)(/b)
Perintah dir digunakan untuk melihat isi sebuah directory.
* /p :untuk menampilkan nama file per halaman(page).
* /w :untuk menampilkan nama file secara mendatar/melebar (wide).
* /a :menampilkan semua file terutama file yang dihidden dengan attribute+h (Hidden).
* /o :untuk menampilkan file dalam bentuk terurut:
* n berdasarkan nama file (alphabet).
* e berdasarkan tipe file (extension).
* S berdasarkan ukuran dari kecil ke yang besar
* D berdasarkan tanggal dan waktu
* untuk mengembalikan instruksi.
* /s :untuk menampilkan file dan root directory sampai sub-directory.
* /b :untuk menampilkan file dan directory perbaris.
* /l :untuk menampilkan file atau directory dalam bentuk huruf kecil.
* /c :untuk menampilkan rasio pengkompresan.
Contoh:
C:\>dir
Menampilkan file-file dalam root directory

4. REN
Digunakan untuk mengubah (Rename) nama file dengan file yang baru.Perintah ini tidak akan mengubah isi dari file tersebut. Bentuk umumnya:
REN
Contoh:
C:\>ren tugasm~1.doc tugasku.doc
Perintah diatas berarti mengubah nama file dari tugasm~1.doc menjadi tugasku.doc
Setelah di rename maka akan menghasilkan berikut ini :

5. VOL
Perintah ini digunakan untuk menampilkan Volume label atau nomor seri dari sebuah disk.
Contoh:
A:\>Vol

6. TYPE
Digunakan untuk menampilkan file text.perintah ini hanya bisa digunakan untuk satu file saja dan hanya untuk file text.
Contoh:
A:\>type surat.txt {diasumsikan file surat.txt ada di disket}
Maka akan menghasilkan.

7. MD / MKDIR (Make directory)
Bentuk umum:
MD [Nama_direktory]
Contoh:
C:\>md dos622
C:\>md data
Untuk melihat direktori yang telah dibuat ketikkan: dir

8. CD /CHDIR (Change Directory)
Change directory atau pindah directory.
Perintah ini digunakan untuk pindah directory atau mengubah directory aktif.
Contoh:
C:\>cd dos622
Terlihat sekarang bahwa direktori yang aktif adalah direktori dos622

9. RD (Remove Directory)
Bentuk Umum:
RD [nama_sub_directory]
Perintah RD digunakan utuk menghapus subdirectory.Syarat agar bisa menghapus sebuah directory adalah:
* Posisi penghapusan subdirectory yang akan dihapus harus berada diluar dari subdirektori tersebut.
* Direktori yang akan dihapus harus benar-benar kosong.Jika tidak kosong gunakan instruksi del*.*
Kemudian Perintah RD Bisa digunakan.
Kemudian Hapus directory dos 622

10. DATE
Berfungsi untuk mengubah tanggal dari system dos.Bentuk/format pengisiannya adalah mm-dd-yy atau bulan,tanggal,tahun.

11. CLS
Clear screen digunakan untuk membersihkan semua tulisan yang ada di layer computer.
Setelah menggunakan perintah cls maka tampilannya akan menjadi seperti gambar
dibawah ini :

12. TIME
Digunakan untuk merubah system waktu yang ada pada dos:

13. PROMPT
Bentuk umumnya:
PROMPT [prompt_text] [$parameter]
Parameter yang ada:
* $g :menempilkan karakter>
* $h :menghapus kerekter sebelumnya(berfungsi seperti backspace).
* $n :menampilkan default disk yang digunakan.
* $p :menampilkan posisi direktori yang sedang aktif dari drive default.
* $q :menampikan karakter “=”
* $t :menampilkan jam yang aktif
* $v :menampilkan versi MS-DOS yang dipakai.
* $$ :menampilkan karakter “$”.
* $_ :pindah baris (line feed).
* $1 :menampilkan karakter < . * $b :menampilkan karakter !. * $d :menampilkan tanggal yang aktif. * $e :berfungsi sebagai tombol ESC. Prompt di MS-DOS menunjukkan bahwa DOS siap menerima perintah. Secara default bentuk prompt adalah : C:>
Contoh penggunaan prompt:
Prompt $L$L Ragil Thea $G$G$_$_$P$G
Maka akan diperoleh hasil berikut ini :
Untuk selalu mendapatkan bentuk tanda prompt seperti yang anda inginkan maka kita bisa menempatkan perintah prompt tersebut pada file AUTOEXEC.BAT

14. VER
Digunakan untuk menampilkan versi DOS yang digunakan.
Contoh:
C:\>ver

Untuk selanjutnya
2. Perintah External

Perintah External (External Command) Perintah – perintah yang memerlukan suatu file untuk memproses perintah tersebut. Dibawah ini akan dibahas beberapa contoh perintah external ;

1. CHKDSK
Bentuk:
CHKDSK (drive:) ((path)filename) (/F) (/V)
Perintah ini digunakan untuk menampilkan status dari disk,kesalahan yang ditemukan pada FAT(file system), keutuhan dari file dan disk,menampilkan total memory yang masih tersedia,melihat sistemnya serta dapat juga memperbaikinya bila ada kesalahan. Jika CHKDSK menjumpai adanya error maka akan memberikan pesan untuk tindak lanjutnya.
Parameter
* /F :digunakan untuk memperbaiki kesalahan pada disk.
* /V :digunakan untuk menampilkan setiap file di setiap directory
Instruksi CHKDSK hanya akan mengenal kesalahan fisik. Sehingga jika terjadi kesalahan/error Cross-Linked CHKDSK tidak dapat memperbaiki kesalahan atau error tersebut.
Gambar CHKDSK

2.DISKCOPY
Digunakan untuk membuat salinan disket.dalam DOS Versi 6.X. Perintah ini bisa
digunakan untuk menyalin satu sumber ke sumber lainnya
Bentuk Umum:
DISKCOPY (drive1:drive2:))(/1(/V) Switches
* /1 :menyaliln hanya pada satu bagian saja.
* /V :menguji file yang telah disalin.
Contoh:
A:diskcopy A: A:
Mengkopy dari drive sumber A: ke A:
A:diskcopy A: B:
Mengkopi sumber A: ke B:
Note:
Instruksi diskcopy hanya dapat digunakan pada floppy disk. Diskcopy tidak bisa
digunakan untuk mengkopy dari dan ke harddisk.

3.FDISK
Fdisk digunakan untuk mengetahui informasi tentang partisi harddisk yang dimiliki serta dapat juga melakukan:
* Membuat partisi dan drive Logical (Logical Drive).
* Mengatur partisi yang aktif.
* Menghapus partisi dan logical drive.
Bentuk Umum:
FDISK/STATUS/MBR
Keterangan :
* /status : Untuk menampilkan informasi tentang partisi dari system komputer kita.
* /mbr : Master Boot Record parameter ini bisa ditambahkan jika kita ingin memformat hard disk yang terinfeksi Virus boot record.
Jika menggunakan FDISK maka data pada partisi yang akan diubah akan hilang jadi backuplah terlebih dahulu
Menu Utama FDISK pada DOS 6.22
Dari Gambar diatas terdapat 4 Opsi yang disediakan oleh FDISK:
1. Create DOS Partition or Logical drive,berfungsi untuk membuat partisi DOS atau drive Logical DOS.
2. Set Active partition, berfungsi untuk mengatur partisi yang akan diaktifkan.
3. Delete partition or Logical drive,berfungsi untuk menghapus partisi DOS atau Logical Drive.
1. 4. Display partition information,berfungsi untuk menampilkan informasi tentang partisi.

4.FORMAT
Bentuk Umum:
FORMAT drive:[/V[:Label]][/Q][/F:size][/B][/S]
FORMAT drive:[/V[:Label]][/Q][/U][/T:tracks/N:sector][/B|s]
FORMAT drive:[/Q][/U][/1][/4][/8][/B|S][/BACKUP]
* /V :Menentukan Volume Label sebagai Identitas disk Panjang character < =11
* /Q :Memformat Drive dengan cepet (Quick).
* /U :cara ini digunakan untuk hardisk yang sering mengalami kesalahan baca dan tulis
* /F:size :menentukan kapasitas disk yang akan di format.
* /B :memberikan cadangan tempat untuk system operasi seperti IO.SYS dan
* MSDOS.SYS pada disk yang baru di format.
* /S :menyalin system operasi seperti file IO.SYS dan MSDOS.SYS dan
* Command.Com dari system yang memiliki drive startup.
* /T:tracks :menentukan jumlah tracks
* /N:sector :menentukan jumlah sector per track operator /N digunakan bersama /T
* tetapi tidak dapat digunakan bersam /F.
* /1 :memformat pada satu sisi dari floppy disk.
* /4 :memformat disket 51/4 inch
* /8 :memformat disket 5 ¼ inch dengan 8sector per track.

5.SCANDISK
Bentuk Umum:
SCANDISK[drive:][drive:][/all][checkonly|autofix[/nosave]|custom][/surface][/mono][/nosummary][/fragment][/undo]
Keterangan:
Drive :berisi drive yang akan dicheck
* /AUTOFIX :digunakan untuk mengecek dan memperbaiki jika ada kerusakan tanpa meminta konfirmasi dari kita untuk memperbaiki atau tidak.
* /ALL :digunakan untuk menecek dan memperbaiki semua local drive
* /CHECKONLY:digunakan untuk mengecek drive tanpa perbaikan.
* /CUSTOM :digunakan untuk menjalankan scandisk dengan menggunakan konfigurasi dari file scandisk.ini
* /MONO :digunakan jika kita menggunakan monitor monochrome.
* /NOSAVE :digunakan untuk menghapus cluster yang rusak jika ditemukan tanpa merekam data.
* /NOSUMARRY:digunakan untuk tampilkan hasil output tanpa full screen untuk setiap kali pengecekan.
* /SURFACE :aotomatis cek permukaan disk sebelum mengecek lainnya.
* /UNDO :untuk membatalkan proses scandisk.
* /FRAGMENT :untuk mengecak file yang sudah didefragmentasi.
Contoh:
A:\>scandisk c:
Artinya mengecek drive c
C:\scandisk /all
Artinya mengecek semua drive yang ada.

6.XCOPY
Bentuk Umum:
XCOPY SUMBER [DESTINATION] [/Y|-Y] [/A|/M] [/D:DATE] [/P] [/S] [/E] [/V][/W]
Keterangan :
DESTINATION diisi dengan subdir letak file secara lengkap.
* /Y :Untuk tidak menampilkan pesan jika terjadi penimpaan file.
* /-Y :Untuk menampilkan pesan jika terjadi penimpaan file.
* /A :Menyalin hanya pada file yang berattribut archieve(arsip).
* /M :Menyalin file yang telah diberi attribute archieve.Switch ini berbeda dengan /A karena Switch /M merubah attribute file asal.
* /D :date menyalin hanya file yang dimodivikasi pada tanggal yang telah dispesifikasikan.
* /P :digunakan agar MS-DOS menanyakan terlebih dahulu setiap aktifitas XCOPY.
* /S :Menyalin suatu diraktori berikut seluruh file dan subdirektori didalamnya. Kecuali direktori kosong.
* /E :D igunakan bersama switch /S yang fungsinya untuk menyalin suatu direktori berikut sub-sub directory didalamnya termasuk direktori yang kosong.
* /V :untuk memeriksa setiap file yang disalinkan tersebut sama dengan file asal.
* /W : Digunakan agar MS-DOS menampilkan pesan-pesan terlebih dahulu dan menanyakan tindakan selanjutnya,sebelum xccopy menyalin file-file tersebut.
Contoh:
A:\>xcopy a: c: /s/e
Untuk menyalin file-file dari A: ke C: termasuk termasuk subdirektori kosong.
Proses pengkopian sukses sebanyak 40 file yang di copy ke C:

7.COMP
Fungsi : Membandingkan isi dua buah file atau lebih guna

8.Attrib adalah sebuah perintah yang digunakan untuk mengubah attribut file misalkan dengan perintah attrib kita bisa menyembunyikan file, membuat read only atau lainny atau mengembalikan ke bentuk attribut semula. Sudah paham
1. Buka Run > Ketik CMD 2. Muncul Tampilan layar Hitam (nah itu namanya Dos / Command Prompt
3. masuk Ke drive yang kita ubah semua file ke dalam attribut unhide misalkan d:\ Caranya ketil d: kemudian enter
4. langkah selanjutnya ketik : attrib -h -s -r -a /s /d kemudian tekan enter
Keterangan :
- digunakan untuk menghapus attribut
+ digunakan Untuk membuat attribut
h (berguna untuk merubah attribut Hidden atau sembunyi)
S (berguna untuk merubah attribut System)
r (berguna untuk merubah attribut Read Only)
a (berguna untuk merubah attribut Archive)
/s (digunakan untuk merubah file-file yang berada didalam seluruh folder
/d (digunakan untuk merubah semua Folder)

9.netstat
Netstat digunakan untuk mengetahui status jaringan (netstat singkatan dari network status).
MS-Windows: Start – Program – MS-DOS Prompt
Ketik: netstat -rn
C:\WINDOWS>netstat -rn
Route Table
Active Routes:
Network Address Netmask Gateway Address Interface Metric
127.0.0.0 255.0.0.0 127.0.0.1 127.0.0.1 1
255.255.255.255 255.255.255.255 255.255.255.255 0.0.0.0 1
Active Connections
Proto Local Address Foreign Address State
Apabila sebuah host berada di jaringan yang lain dan tidak dapat dihubungi, kemungkinan terjadi kesalahan dalam tabel routing atau ada hubungan yang terputus di suatu tempat. Perlu dilakukan penelusuran di mana terjadi gangguan menggunakan utilitas TRACEROUTE.

10. tracert
MS-Windows: Start – Program – MS-DOS Prompt
Ketik: tracert
C:\WINDOWS>tracert 167.205.206.59
Tracing route to 167.205.206.59 over a maximum of 30 hops
1 <10 ms 1 ms <10 ms 10.1.1.12
2 1 ms 2 ms 2 ms 10.210.1.1
3 2 ms 2 ms 2 ms 167.205.206.59
Trace complete.

Selasa, 22 Juni 2010

DETEKSI KEASLIAN VIDEO CUT TARI DAN ARIEL PETERPAN

Cara unmtuk mendeteksi video keaslian pelaku dalam adegan tertentu merupakan teknik sampling dengan membandingkan beberapa foto wajah yang ada di video dengan foto asli.

“Ini merupakan teknik dasar di mana fitur-fitur tertentu yang memang secara khusus ada misalnya iris mata, lebar antar kedua mata ataupun fitur yang menonjol seperti tinggi badan serta proporsi tubuh,”

Selanjutnya, kami menggunakan metadata. “Metadata adalah informasi di dalam data misalnya tanggal pembuatan, jenis file, software untuk capture, dan unsur-unsur file yang bisa dievaluasi apakah ini masuk akal sebagai video Cut Tari atau bukan.”

Selanjutnya, kami menjelaskan materi pendukung pada setting video juga dapat dimanfaatkan. Mereka dapat mendeteksi tempat kejadian, berapa orang yang membuat video tersebut serta alat pendukung dari gambar ini. sehingga diperoleh informasi mengenai kapan dan bagaimana proses pembuatan dan dicocokkan dengan kejadian aslinya.” tetapi karena keterbatasan kami tidak bisa menjelaskan.

Untuk selanjutnya kami akan mempraktekan teknik pendekteksian dengan menggunakan software veriLook dengan screen shot seperti dibawah ini



terlihat dimana kejelasan antara bentuk mata dan juga struktur wajah dari pelaku

untuk selanjutnya kami menggunakan banyak foto yang beredar di internet, Cut Tari dikenal memiliki tahi latat di lengan kiri. Apakah pemeran wanita yang mirip dengan Cut Tari dalam adegan hot video pornoAriel tersebut juga memiliki tahi lalat yang sama? seperti di bawah ini


foto 1



foto pembanding 1




foto 2


foto pembanding 2




Dan akhirya kami menyimpulkan bahwa pelaku dalem adegan tersebut memang adanya dan video yang dibuat juga asli

Senin, 10 Mei 2010

PENGOLAHAN CITRA (AKUISISI DATA)

Akuisisi data atau proses mendapatkan data (sederhana-nya), merupakan proses yang penting dalam sistem pemantauan dan pengendalian sistem. Fenomena fisik seperti suhu, tegangan, posisi, laju atau kecepatan, gaya, tekanan, radioaktivitas, intenstitas cahaya, resistansi, kelembaban, konsentrasi gas, medan magnet, frekuensi, level suara dan lain sebagainya ditangkap oleh sebuah transduser.

Apakah transduser itu?



Tranduser merupakan peralatan yang mampu mengkonversi suatu bentuk energi (fisik) menjadi bentuk energi lainnya (biasanya energi listrik). Di dalam transduser terdapat sensor dan pre-amp…

A transducer is a device which converts a physical stimulus to another form of energy (usually electrical)



Apakah sensor itu?

A sensor is a device which responds to a physical stimulus

Sensor adalah alat yang merespon rangsangan (stimulus) fisik tertentu. Jelas kalo sensor suhu hanya bisa merespon perubahan suhu, bukan perubahan tekanan atau gaya. Pre-amp digunakan sebagai penguat awal sinyal-sinyal listrik yang luarannya diumpan ke penguat dan pengkondisi sinyal.

Untuk apa penguat dan pengkondisi sinyal?

Penguat dan pengkondisi sinyal melakukan tugas penguatan sinyal sekaligus melakukan pengkondisian sinyal, termasuk proses tapis sinyal, yang bisa digunakan untuk memisahkan sinyal dengan deraunya, atau memilih dan memilah sinyal dengan frekuensi-frekuensi tertentu. Intinya agar sinyal yang diterima PC (komputer) sudah merupakan sinyal yang benar-benar diinginkan.

Komputer dipakai untuk apa?

Kemudian hasil dari penguat dan pengkondisi sinyal diberikan ke komputer untuk pemrosesan lebih lanjut, hasilnya bisa diumpankan kembali ke suatu aktuator yang akhirnya terdeteksi sebagai besaran-besar fisis. Atau luaran dari komputer diberikan ke aktuator sebagai tanggapan fisik dari sinyal listrik. Aktuator ini bisa berupa speaker yang menghasilkan suara, pembacaan meteran, indikator LED, tampilan digital, perekam grafik, keluaran VDU dan lain sebagainya.

Untuk antarmuka menggunakan komputer, Anda bisa menggunakan fasilitas port paralel (yang biasa digunakan untuk printer), port serial maupun USB. Jika Anda menggunakan laptop atau notebook, tentunya port serial (menggunakan alat khusus USB2Serial) serta USB menjadi pilihan yang masuk akal. Mengapa? Karena sudah tidak ada port paralel-nya lagi.

Secara umum komputer bisa diganti dengan mikrokontroler, agar sistem menjadi lebih protable, atau bisa sistem embedded yang dapat diakses melalui komputer dimana saja, melalui jaringan TCP/IP baik wired maupun wireless.

Deteksi Tepi dengan MATLAB (Pengolahan Citra)





Deteksi Tepi


Seleksi objek biasanya selanjutnya dilakukan langkah deteksi tepi dalam proses pengolahan citra, di MATLAB proses pendeteksian tepi dilakukan dengan perintah/fungsi edge. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan pada deteksi tepi menggunakana MATLAB yaitu metode sobel, prewitt,
roberts, laplacian of gaussian, metode zero cross, dan Canny.
Yang penting diperhatikan pada deteksi tepi bahwa hanya dapat dilakukan menggunakan citra grayscale atau citra 2-D.

Contoh penggunaan metode deteksi tepi:

I = imread('love.jpg');
gray=rgb2gray(I);
BW1 = edge(gray,'prewitt'); BW2 = edge(gray,'canny');
BW3 = edge(gray,'sobel');
BW4 = edge(gray,'roberts'); imshow(BW1);
figure, imshow(BW2)
figure, imshow(BW3)
figure, imshow(BW4)

Klikdisini untuk mendownload program



Selasa, 06 April 2010

Pengertian Sistem Akuisisi, Perkembangan ,Contoh, dan Dasar pengolahan Citra Digital

Pengertian

Sistem akuisisi data dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data, hingga memprosesnya untuk menghasilkan data yang dikehendaki. Jenis serta metode yang dipilih pada umumnya bertujuan untuk menyederhanakan setiap langkah yang dilaksanakan pada keseluruhan proses. Suatu sistem akuisisi data pada umumnya dibentuk sedemikian rupa sehingga sistem tersebut berfungsi untuk mengambil , mengumpulkan dan menyimpan data dalam bentuk siap yang siap untuk diproses lebih lanjut. Gambar 1 menunjukan diagram blok sistem akuisisi data.

Gambar.1.1. Diagram blok sistem akuisisi data

Perkembangannya

Pada mulanya proses pengolahan data lebih banyak dilakukan secara manual olehmanusia. Sehingga pada saat itu perubahan besaran fisis dibuat kebesaran yang langsungbisa diamati panca indra manusia. Selanjutnya dengan kemampuan teknologi pada bidangelektrikal besaran fisis yang diukur sebagai data dikonversikan kebentuk sinyal listrik, data kemudian ditampilkan kedalam bentuk simpangan jarum, pendaran cahaya pada layarrekorder xy dan lain-lain. monitor, Sistem akuisisi data berkembang pesat sejalan dengan kemajuan dibidang teknologi digital dan komputer.Kini, akuisisi data menkonversikan besaran fisis data source ke bentuk sinyal digital dan diolah oleh suatu komputer.Pengolahan dan pengontrolan proses oleh komputer memunkinkan penerapan akuisisi data dengan software. Software memberikan harapan proses akuisisi data bisa divariasi dengan mudah sesuai kebutuhan. Gambar.1.2 menunjukan proses akuisisi data menggunakan komputer.


Gambar. 1.2. Komputer digital untuk kebutuhan akuisisi data


Contohnya

Citra Digital

Citra digital dapat didefinisikan sebagai fungsi dua variabel, f(x,y), dimana x dan y adalah koordinat spasial dan nilai f(x,y) adalah intensitas citra pada koordinat tersebut, hal tersebut diilustrasikan pada gambar dibawah ini . Teknologi dasar untuk menciptakan dan menampilkan warna pada citra digital berdasarkan pada penelitian bahwa sebuah warna merupakan kombinasi dari tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru (Red, Green, Blue - RGB).



Dasar Warna
RGB adalah suatu model warna yang terdiri dari merah, hijau, dan biru, digabungkan dalam membentuk suatu susunan warna yang luas. Setiap warna dasar, misalnya merah, dapat diberi rentang-nilai. Untuk monitor komputer, nilai rentangnya paling kecil = 0 dan paling besar = 255. Pilihan skala 256 ini didasarkan pada cara mengungkap 8 digit bilangan biner yang digunakan oleh mesin komputer. Dengan cara ini, akan diperoleh warna campuran sebanyak 256 x 256 x 256 = 1677726 jenis warna. Sebuah jenis warna, dapat dibayangkan sebagai sebuah vektor di ruang 3 dimensi yang biasanya dipakai dalam matematika, koordinatnya dinyatakan dalam bentuk tiga bilangan, yaitu komponen-x, komponen-y dan komponen-z. Misalkan sebuah vektor dituliskan sebagai r = (x,y,z). Untuk warna, komponen-komponen tersebut digantikan oleh komponen R(ed), G(reen), B(lue). Jadi, sebuah jenis warna dapat dituliskan sebagai berikut: warna = RGB(30, 75, 255). Putih = RGB (255,255,255), sedangkan untuk hitam= RGB(0,0,0).




Citra Gray

Graysacale adalah warna-warna piksel yang berada dalam rentang gradasi warna hitam dan putih.




Pada Color Dialog seperti yang terlihat pada gambar diatas, jika memilih warna solid hitam, putih, atau abu-abu, maka akan berada dalam pita warna Grayscale. Apabila tanda panah digeser ( ke atas menuju putih atau ke bawah menuju ke hitam ) maka red, green dan blue akan memberikan nilai yang sama. Untuk pengubahan warna image menjadi grayscale, cara yang umumnya dilakukan adalah dengan memberikan bobot untuk masing-masing warna dasar red, green, dan blue. Tetapi cara yang cukup mudah adalah dengan membuat nilai rata-rata dari ketiga warna dasar tersebut dan kemudian mengisikannya untuk warna dasar tersebut dengan nilai yang sama ( seperti pada contoh color dialog di atas )


Gbr. Warna image yang belum di ubah.


Gbr. Pengubahan warna image menjadi grayscale.


Dasar Pengolahan Citra Digital
Pengolahan citra (image processing) merupakan proses mengolah piksel-piksel dalam citra digital untuk suatu tujuan tertentu. Beberapa alas an dilakukannya pengolahan citra pada citra digital antara lain :

1. Untuk mendapatkan citra asli dari suatu citra yang sudah buruk karena pengaruh derau. Proses pengolahan bertujuan mendapatkan citra yang diperkirakan mendekati citra sesungguhnya.

2. Untuk memperoleh citra dengan karakteristik tertentu dan cocok secara visual yang dibutuhkan untuk tahap lebih lanjut dalam pemrosesan analisis citra. Dalam proses akuisisi, citra yang akan diolah ditransformasikan dalam suatu representasi numerik. Pada proses selanjutnya representasi tersebutlah yang akan diolah secara digital oleh komputer. Pengolahan citra pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua jenis kegiatan, yaitu :

1. Memperbaiki citra sesuai kebutuhan
2. Mengolah informasi yang terdapat pada citra

Kegiatan yang kedua ini sangat erat kaitannya dengan computer aided analysis yang umumnya bertujuan untuk mengolah suatu objek citra dengan cara mengekstraksi informasi penting yang terdapat di dalamnya. Dari informasi tersebut dapat dilakukan proses analisis dan klasifikasi secara cepat memanfaatkan algoritma perhitungan komputer. Dari pengolahan citra diharapkan terbentuk suatu sistem yang dapat memproses citra masukan hingga citra tersebut dapat dikenali cirinya. Pengenalan ciri inilah yang sering diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi yang dibahas pada laporan ini adalah dasar dari aplikasi yang dapat dipergunakan dalam berbagai bidang, misalnya bidang agro, bidang perdagangan, dll.

Operasi Pengolahan Citra
Operasi-operasi yang dilakukan dalam pengolahan citra banyak ragamnya, namun secara umum operasi pengolahan citra dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis sebagai berikut:

1. Perbaikkan Kualitas Citra (image enhancement)
Jenis operasi ini bertujuan untuk memperbaiki citra dengan cara memanipulasi parameter-parameter citra. Dengan operasi ini, cirri-ciri khusus yang khusus yang terdapat didalam citra lebih ditonjolkan.
Contoh-contoh operasi perbaikkan citra:
a. Perbaikkan kontras gelap/terang
b. Perbaikkan tepian objek (edge enhancement)
c. Penajaman (sharpening)
d. Pemberian warna semu (pseudocoloring)
e. Penapisan derau (noise filtering)

2. Pemugaran Citra (image restoration)
Operasi ini bertujuan menghilangkan cacat pada citra. Tujuan pemugaran citra hampir sama dengan operasi perbaikkan citra. Bedanya, pada pemugaran citra penyebab degradasi gambar diketahui.
Contoh-contoh operasi pemugaran citra :
a. Penghilangan kesamaran (deblurring)
b. Penghilangan derau (noise)

3. Pemampatan Citra (image compression)
Jenis operasi ini dilakukan agar citra dapat direpresentasikan dalam bentuk yang lebih kompak sehingga memerlukan memori yang lebih sedikit. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemampatan citra adalah citra yang telah dimampatkan harus tetap mempunyai kualitas gambar yang bagus.

4. Segmentasi Citra (image segmentation)
Jenis operasi ini bertujuan untuk memecah suatu citra kedalam beberapa segmen dengan suatu criteria tertentu. Jenis operasi ini berkaitan erat dengan pengenalan pola.

5. Pengorakan Citra (Image Analysis)
Jenis operasi ini bertujuan menghitung besaran kuantitif dari citra untuk menghasilkan diskripsinya. Tehnik pengolahan citra mengekstraksi cirri-ciri tertentu yang membantu dalam identifikasi objek. Proses segmentasi kadang kala diperlukan untuk melokalisasi objek yang diinginkan dari sekelilingnya.
Contoh-contoh operasi pengorakan citra :
a. Pendeteksian tepian objek (edge detection)
b. Ekstraksi batas (boundary)
c. Representasi Daerah (region)

6. Rekonstruksi Citra (Image Reconstruction)
Jenis operasi ini bertujuan untuk membentuk ulang objek dari beberapa citra hasil proyeksi. Operasi rekonstruksi citra banyak digunakan dalam bidang medis.

Selasa, 30 Maret 2010

Ekstraksi Ciri Semantik Citra


Semantik citra adalah kandungan makna/tema yang dimiliki oleh citra. Interpretasi semantik citra tidak saja diperoleh
dari informasi warna, bentuk dan tekstur citra, namun dipengaruhi juga oleh pengetahuan objek-objek lainnya (prior
semantik and contextual knowledge). Pada Gambar 1, berdasarkan tingkat pengetahuan, interpretasi semantik citra dibagi
menjadi tiga yaitu (Fisher, 1987):
1. berdasarkan informasi warna atau bentuk atau tekstur citra (image level): ekstraksi citra dalam bentuk data numerik
2. berdasarkan bentuk citra secara visual (visual level) yang diperoleh dari data numerik citra
3. berdasarkan konsep semantik (semantic level)

Algoritma Ekstraksi Semantik Fragmen Citra
Ekstraksi semantik fragmen citra adalah tahapan pemilihan ciri (feature selection) pada klasifikasi objek untuk
mendapatkan bagian citra (fragment) yang memiliki kemiripan semantik. Algoritma yang digunakan adalah Mutual
Information (MI) (Epshtein dan Ullman, 2005). MI akan memaksimumkan informasi mengenai klas citra pada setiap
fragmen citra. Algoritma MI akan secara otomatis melakukan ektraksi semantik fragmen citra pada sebuah klas citra.
Input algoritma adalah sejumlah citra yang berada pada klas yang sama dan sebuah root fragment (F) sebagai citra
referensi untuk mengukur kesamaan semantik. Algoritma akan mendeteksi fragmen pada lokasi citra yang berbeda
dengan berbagai ukuran pxq dan mendeteksi fragment yang memiliki informasi maksimal terhadap F. Kumpulan
fragmen yang berhasil dideteksi disebut dengan kandidat fragment. Selanjutnya setiap kandidat fragmen tersebut
dilakukan perhitungan MI untuk mendapatkan fragmen yang memiliki informasi maksimal mengenai klas. Mutual
Information didefinisikan sebagai berikut:
I (C,F) = H(C) − H(C | F)
dengan I(C,F) adalah mutual information (MI) antara root fragment atau fragmen referensi (F) dengan klas citra (C) dan
H adalah entropy citra. Variable C dan F merupakan variable biner: F = 1 jika fragmen referensi terdapat pada citra dan
F=0 jika fragmen tidak terdapat pada citra. Sedangkan C=1 jika citra merupakan anggota dari klas yang diamati. Nilai
MI ditentukan dari frekuensi kemunculan fragmen referensi (F) pada sejumlah citra pada klas yang sama. Entropy
merupakan variable acak yang didefinisikan dengan:
− ΣP(x) log(P(x))
Dengan demikian persamaan untuk menghitung mutual information I(C,F) adalah sebagai berikut:
( )(( ( | ) ( ( | ) ( | ) ( ( | )))
( , ) ( ) ( ( )) ( ) ( ( )) ( )(( ( | ) ( ( | )) ( | ) ( | )))
_ _ _ _ _ _ _
_ _ _ _
P F P C F Log P C F P C F Log P C F
I C F P C Log P C P C Log P C P F P C F Log P C F P C F LogP C F
+ +
= − − + +
Untuk memilih fragmen yang memiliki informasi maksimal diperlukan nilai ambang (threshold) yang berbeda untuk setiap citra.




MENGENAL SEMANTIK CITRA – BAGIAN I

Ketika kita mengamati sebuah lukisan yang didalamnya terdapat gunung, air yang mengalir, pepohonan, dan burung yang sedang terbang, kita mengenal lukisan ini adalah lukisan pemandangan. Kemampuan manusia untuk mengenali gambar tidak terlepas dari pengalamannya melihat berbagai jenis gambar sehingga mampu membedakannya satu sama lain. Setelah menghubungkan satu objek dengan objek lainnya, maka kita baru bisa menjelaskan tema gambar atau melakukan penafsiran (interpretation) gambar. Interpretasi tema/konsep citra disebut dengan semantik citra.

Gambar atau citra memiliki karakteristik visual yang terdiri dari warna, bentuk dan tekstur. Pengenalan pada tahap karakteristik visual disebut dengan persepsi. Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung terhadap sebuah objek berupa karakteristik visual tanpa melakukan interpretasi.

Jika saja sistem computer memiliki kemampuan seperti manusia dalam menejelaskan semantic citra, maka dapat dipastikan kita dapat mencari gambar digital yang disimpan dalam computer dengan mudah. Namun, kemampuan manusia menjelaskan semantik citra dengan cepat, bukan hal yang sederhana untuk dilakukan oleh komputer. Sudah banyak penelitian dalam bidang image retrieval dikembangkan untuk membuat komputer mampu menjelaskan semantic citra. Dalam banyak penelitian, karakteristik citra seperti warna, bentuk dan tekstur digunakan untuk pencarian citra. Pencarian citra melalui karakteristik citra disebut dengan content-based image retrieval (CBIR).

Pengenalan citra dimulai dengan melakukan ekstraksi ciri (feature extraction), yaitu mengenali citra berdasarkan karakteristik citra. Berdasarkan hasil survey [], perkembangan penelitian CBIR dalam hal ekstraksi ciri dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu berbasis global (global-based), berbasis regional (region-based) dan berbasis lokal (local-based).

Global-based

Pengenalan citra berbasis global menggunakan informasi seluruh bagian citra. Salah satu metode berbasis global-based yang banyak paling banyak digunakan adalah histogram warna []. Namun metode ini memiliki kelemahan yaitu hanya menghitung frekuensi piksel citra sehingga sangat sensitive terhadap perubahan cahaya dan geometris. Akibatnya dua buah citra yang memiliki warna dan posisi geometris yang berbeda akan dikenali sebagai dua buah citra yang berbeda, walaupun secara semantic kedua citra tersebut sama. Perhatikan Gambar dibawah ini:


Dengan pendekatan berbasis global, maka kedua citra tersebut akan dikenali sebagai citra yang berbeda.

Region-based

Pada dasarnya manusia mengenali citra berdasarkan objek yang dikandung pada citra tersebut. Oleh karena itu kemudian berkembang pendekatan regional dimana citra disegmentasi menjadi beberapa regional yang merepresentasikan objek.


Namun metode ini juga memiliki kelemahan, yaitu pada saat segmentasi citra. Sampai saat ini belum ada teknik segmentasi citra yang dapat melakukan segmentasi dengan baik. Hasil segmentasi seringkali tidak sesuai dengan objek yang diinginkan. Perhatikan gambar di bawah ini:


Local-based

Oleh karena itu untuk mengatasi masalah segmentasi pada pendekatan regional, kemudian berkembang pendekatan lokal. Pada pendekatan ini citra dibagi menjadi beberapa blok citra yang berukuran sama. Dengan demikian pada pendekatan lokal tidak membutuhkan segmentasi.



Namun pada pendekatan lokal, setiap blok citra tidak memiliki makna. Akibatnya pendekatan lokal tidak mampu menjelaskan hubungan konseptual antar blok citra.

Adanya permasalahan tersebut, maka pendekatan lokal berkembang menjadi pendekatan bagian (part-based). Pada pendekatan bagian akan, akan dideteksi bagian-bagian penting dari citra yang mampu menjelaskan semantik citra. Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan generative. Berikut contoh dari pendekatan bagian.


Untuk mendapatkan bagian penting citra, pendekatan generative menggunakan teori Bayes. Dengan teori bayes, tanpa melakukan segmentasi citra, pendekatan bagian dapat mendeteksi bagian penting citra.

Sumber :

1. Datta, R., Joshi, D., Li, J dan Wang, J. (2007). Image Retrieval: Ideas, Influences, and Trend of the New Age. ACM Transaction on Computing Survey.

2. Bimbo, A. (1999). Visual Information Retrieval. Morgan Kauffman

3. Rui, Y., Huang, T. S., dan Chang, S. F. (1999). Image Retrieval: Current Techniques, Promising Direction, and Open Issues. Journal of Visual Communication and Image Representation, 10(1), 39-62.

4. Smeulders, A. W. M. , et al. (2000). Content-based Image Retrieval at The End of The Early Years. IEEE PAMI, 22(12), 1349-1380

5. Zhang, Y. J. (2003). Content-based Visual Information Retrieval. Beijing, China: Science Publisher.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More